Sweet Seventeen - sepotong kisah yang berakhir bahagia


Lydia, seorang gadis berusia 16 tahun yang akan merayakan ulang tahun ketujuhbelasnya 6 bulan lagi. Dia pun kemudian mendatangi orang tuanya dan mengutarakan niatnya untuk mengadakan sebuah pesta sweet seventeen untuk teman-temannya. Orang tuanya pun mengijinkan Lydia untuk mencari vendornya sendiri dengan catatan tidak boleh melebihi budget tertentu. Mendapatkan ijin dari orang tuanya, Lydia senang bukan main. Dia pun segera berlari ke kamarnya untuk mendesain pesta ulang tahun impiannya.

Di dalam kamar, Lydia meletakkan secarik kertas di atas meja dan dengan antusias hendak menuliskan semua impiannya untuk sebuah pesta sweet seventeen idamannya. Namun, setelah terdiam beberapa saat, wajah Lydia pun mulai berkeringat dingin. Matanya menatap kosong, pikirannya menerawang jauh. Terlihat tangannya bergetar saat memegang pensil. Kemudian.. Brakk!! Pensil itu dibantingnya keras-keras sambil ia berteriak, "Aku galaaauuuuu...!!" dan Lydia pun kemudian menangis.

(Klik link "Selengkapnya.." di bawah untuk membaca kelanjutannya.)


Tiba-tiba entah dari mana asalnya, muncullah seorang peri cantik yang mengenakan gaun berwarna hijau muda. Dengan lembut ia berkata kepada Lydia, "Jangan menangis, nak. Namaku Jetsi.. Aku peri yang akan mengabulkan impian anak-anak perempuan yang ingin merayakan ulang tahunnya."

Lydia mengusap air matanya, lalu berkata, "Jetsi, bisakah engkau mengabulkan permintaanku? Aku ingin merayakan sweet seventeen, tapi tidak tahu harus mulai dari mana?"

"Baiklah.. Saya akan menuntunmu dalam mempersiapkan ulang tahunmu," kata peri Jetsi lembut. "Pertama-tama, tuliskan semua hal yang kamu suka di atas kertas ini. Semuanya. Apapun. Bisa makanan, bisa artis kesayangan, bisa judul film, atau tokoh-tokoh kartun yang kamu sukai."

Lydia kemudian mengambil pensil itu dan menuliskan semua hal yang ia suka. Mulai dari artis idolanya, judul film favoritnya, tokoh kartun, warna, makanan, penyanyi dan sebagainya.

"Setelah itu, dari daftar itu, pilihlah mana yang paling kamu sukai dari semua itu," kata peri Jetsi.

Lydia kemudian mencoret beberapa hal yang ia hilangkan dan akhirnya tersisa beberapa kata yang mewakili hal-hal yang ia sukai. "Ini, Jetsi, sudah saya coret kata-kata yang saya tidak seberapa sukai. Tapi yang tidak saya coret ini, saya tidak bisa memastikan saya paling menyukai yang mana."

"Tidak apa-apa, Lydia. Dari hal-hal yang kamu sukai ini, semua bisa dipikirkan lagi, untuk tema apa yang akan menjadi tema ulang tahunmu. Waktumu masih ada 2 bulan lagi untuk memastikan tema dari ulang tahunmu. It's okay, girl. Take your time," hibur peri Jetsi.


Wajah Lydia pun kembali berseri-seri. Namun tak sampai satu menit, mukanya kembali murung. Ia pun berkata kepada peri Jetsi, "Jetsi, saya sudah ada gambaran untuk tema. Tapi saya masih galau dengan pemilihan vendor-vendor yang bagus dan sesuai budget orang tua saya. Saya ingin merayakan ultah, tapi tidak ingin memberatkan orang tua saya. Apa yang harus saya lakukan?"

"Tenanglah, nak." Jetsi pun mengayunkan tongkat peri mungilnya. Seketika cahaya keemasan dan berkilau keluar dari tongkatnya dan mengayun dengan lembut menuju komputer Lydia yang di atas meja. Seketika langsung muncul browser berikut halaman web yang muncul. Lydia heran setengah mati. Bagaimana bisa komputernya bisa browsing sendiri padahal internetnya sudah menunggak dua bulan.

"Ini, nak. Solusi untuk pemilihan vendor sweet seventeen. Jetsi pilihkan paket vendor berkualitas dengan harga terjangkau."

Lydia mendekat menuju komputernya. Ia pun mulai membaca dan mempelajari isi dari halaman web itu. Dan memang benar, di halaman web itu terpampang satu paket sweet seventeen yang sudah lengkap berikut dengan vendor berkualitas dan yang pasti harganya sesuai dengan budget orang tuanya! Mata Lydia langsung berbinar. Dengan berseri-seri ia berseru, "Terima kasih peri Jet.." ketika ia menoleh, peri Jetsi sudah menghilang.

Lydia mencari-cari di seluruh ruangan. Ia belum sempat mengucapkan terima kasih kepada peri yang baik hati itu. Lydia pun mengusap-usap matanya. Ia bertanya-tanya dalam hatinya. Apa mungkin ia bermimpi? Apa mungkin ia berhalusinasi? Tidak, tidak mungkin. Kalau ia berhalusinasi, mana mungkin komputernya bisa browsing sendiri tanpa koneksi internet.

Singkat cerita, 6 bulan kemudian, Lydia mengikuti saran dari peri itu mengambil paket sweet seventeen itu dan pestanya berakhir dengan penuh keceriaan dan sukacita. Lydia senang sekali. Dalam hatinya, ia sangat berterima kasih kepada sang peri yang telah membantunya. Dan semuanya pun happy ending seperti yang sering ia saksikan di film-film kesayangannya.

Bagi yang penasaran halaman web apa yang ditunjukkan oleh peri Jetsi bisa langsung klik di sini.